beacukaipematangsiantar.com – It Follows adalah film horor psikologis yang disutradarai oleh David Robert Mitchell, dirilis pada tahun 2014. Cerita dimulai dengan seorang gadis muda bernama Jay Height (diperankan oleh Maika Monroe). Setelah berkencan dengan seorang pemuda misterius bernama Hugh (Jake Weary), Jay segera menemukan bahwa dia telah terjebak dalam sebuah kutukan yang menakutkan.
Setelah kencan pertama mereka, Hugh membawa Jay ke lokasi terpencil dan mengungkapkan kengerian yang mengintainya: dia telah “ditangkap” oleh entitas supernatural yang hanya dapat berpindah melalui hubungan seksual. Ketika Jay bersetubuh dengan Hugh, dia mewarisi kutukan tersebut. Sejak saat itu, entitas tersebut akan terus mengikuti Jay, menampakkan diri dalam berbagai bentuk, dan satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan menyebarkan kutukan itu kepada orang lain melalui hubungan seksual.
Jay berjuang untuk memahami situasi yang mengerikan ini, sementara teman-temannya, termasuk Greg (Daniel Zovatto) dan Kelly (Lili Sepe), mencoba membantunya. Namun, mereka menyadari bahwa entitas ini tidak bisa dihindari dan semakin dekat. Ketika satu per satu temannya menjadi terlibat, Jay terpaksa menghadapi kengerian yang tidak pernah berhenti mengintai.
Kengerian yang Mengintai Tanpa Henti
Salah satu aspek paling menarik dari It Follows adalah cara film ini mengeksplorasi tema ketidakpastian dan ketakutan yang terus menerus. Kengerian dalam film ini bukan hanya terletak pada kehadiran entitas itu sendiri, tetapi juga pada ketidakpastian yang menyertainya. Entitas tersebut bisa muncul kapan saja dan dalam bentuk siapa saja, menciptakan suasana yang mencekam dan menegangkan.
1. Kengerian Dalam Hubungan Manusia
Film ini juga menggambarkan bagaimana hubungan seksual dapat membawa risiko dan konsekuensi yang tak terduga. Dalam konteks remaja, hubungan ini sering kali dianggap sebagai langkah yang biasa, namun It Follows menunjukkan bahwa keputusan tersebut bisa berakibat fatal. Kutu ini bisa dilihat sebagai metafora untuk masalah seperti penyakit menular seksual atau konsekuensi emosional dari hubungan yang tidak sehat.
2. Ketidakpastian yang Menyakitkan
Salah satu elemen terkuat dari film ini adalah ketidakpastian yang dialami oleh Jay. Tidak hanya dia harus berjuang melawan entitas tersebut, tetapi dia juga harus berhadapan dengan ketidakpastian tentang kapan dan bagaimana entitas itu akan muncul. Kengerian ini menciptakan ketegangan yang konstan, membuat penonton merasa terjaga dan waspada sepanjang film.
3. Atmosfer yang Mencekam
Dari segi sinematografi, It Follows berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam melalui penggunaan kamera yang tidak konvensional dan musik yang mengganggu. Setiap kali kamera bergerak, penonton merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengintai, siap untuk meluncur dari bayang-bayang. Musik yang ditulis oleh Rich Vreeland (discreetly sebagai Disasterpeace) menambah kesan menegangkan, menciptakan nuansa ketidaknyamanan yang terus-menerus.
4. Simbolisme dan Pesan Moral
It Follows juga dapat diinterpretasikan sebagai komentar sosial mengenai seksualitas dan tanggung jawab. Kutu ini dapat dilihat sebagai simbol dari konsekuensi tindakan yang diambil tanpa memikirkan dampaknya. Film ini mengajak penonton untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana hubungan seksual dapat mempengaruhi hidup seseorang, baik secara fisik maupun emosional.
Kesimpulan
“It Follows” bukan sekadar film horor biasa; ia adalah eksplorasi mendalam tentang ketakutan, hubungan, dan konsekuensi dari tindakan kita. Dengan pendekatan yang unik terhadap tema kengerian dan seksualitas, film ini meninggalkan kesan yang mendalam dan terus-menerus menggugah pikiran. Melalui ketegangan yang konstan dan atmosfer yang mencekam, “It Follows” berhasil menciptakan pengalaman menonton yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga penuh makna.