Belanja Konsumen AS Menurun di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Tarif
Berita Ekonomi

Belanja Konsumen AS Menurun di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Tarif

beacukaipematangsiantar.com – Angka penjualan ritel Amerika Serikat menunjukkan penurunan signifikan pada bulan Mei, memicu kekhawatiran baru terhadap arah perekonomian negara tersebut. Data terbaru dari Departemen Perdagangan AS yang dirilis Selasa (waktu setempat) mengungkapkan bahwa total penjualan ritel mengalami kontraksi sebesar 0,9%, lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yang dipatok hanya 0,6%.

Kondisi ini terjadi di tengah penurunan penjualan bahan bakar, kekhawatiran terhadap kebijakan tarif dari pemerintahan Presiden Donald Trump, serta tensi geopolitik global. Meskipun penurunan ini terasa tajam secara bulanan, secara tahunan angka penjualan tetap tumbuh 3,3%.

Otomotif dan Bahan Bangunan Jadi Sektor Paling Terpukul

Sektor kendaraan bermotor mencatat penurunan terbesar dengan angka minus 3,5%, disusul oleh toko bangunan dan taman yang turun 2,7%. Penurunan harga energi juga berdampak langsung pada pendapatan stasiun pengisian bahan bakar, yang turun sebesar 2%.

Restoran dan bar juga mengalami tekanan, dengan penurunan penjualan sebesar 0,9%. Namun, ada beberapa sektor yang menunjukkan pertumbuhan, seperti toko daring yang mencatat kenaikan 0,9% dan toko furnitur yang naik 1,2%.

Waspada Terhadap Efek Tarik-Ulur Tarif

Analis mencatat bahwa tren ini terjadi setelah lonjakan belanja pada Maret lalu, saat konsumen berlomba membeli barang sebelum tarif tambahan yang diumumkan Trump mulai diberlakukan pada April. Namun, sejak itu, aktivitas konsumen menjadi lebih selektif dan cenderung menunda pembelian barang-barang besar.

“Orang Amerika membeli mobil di bulan Maret sebelum tarif diberlakukan, lalu menghindari dealer mobil di bulan Mei,” kata Heather Long, kepala ekonom Navy Federal Credit Union. “Konsumen saat ini lebih teliti dan hanya berbelanja jika merasa harga yang ditawarkan cukup bagus.”

Sentimen Konsumen Naik, Tapi Tak Sejalan dengan Realisasi

Menariknya, meskipun ada penurunan dalam penjualan, sejumlah survei menunjukkan bahwa sentimen konsumen di bulan Mei justru membaik, walau tetap berada di level yang lebih rendah dibandingkan awal tahun. Ini mencerminkan adanya jarak antara harapan dan kenyataan di lapangan.

Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama tercatat minus 0,2% secara tahunan. Namun, proyeksi untuk kuartal kedua lebih optimis. Menurut estimasi GDPNow dari Federal Reserve Atlanta, pertumbuhan bisa mencapai 3,8%. Angka ini akan diperbarui setelah memasukkan data terbaru.

Pergerakan Harga Ekspor dan Impor

Dalam laporan lain yang dirilis pada hari yang sama, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat bahwa harga impor tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya, sesuai dengan perkiraan. Sementara itu, harga ekspor turun 0,9%.