Rachel Reeves berusaha meyakinkan investor City setelah penurunan PDB Inggris yang tak terduga
beacukaipematangsiantar.com – Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, akan menyampaikan pidato penting di Mansion House pekan depan. Dalam pidatonya, ia akan menekankan bahwa pusat keuangan London tetap menjadi pilar utama dalam strategi pertumbuhan ekonomi Inggris, meskipun data terbaru menunjukkan kontraksi ekonomi pada Mei.
Data dari Office for National Statistics (ONS) mengungkapkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris menyusut 0,1% pada bulan Mei. Ini merupakan penurunan kedua berturut-turut setelah penurunan 0,3% pada April. Penyebab utama penurunan ini berasal dari turunnya aktivitas sektor manufaktur dan konstruksi.
Reeves Dorong Narasi Optimis di Tengah Kekhawatiran Publik
Reeves akan menyampaikan pesan penuh harapan kepada para pelaku industri keuangan. Ia ingin meyakinkan bahwa rakyat Inggris bisa percaya pada kemampuannya sendiri dan masa depan negara. Dalam pidatonya di Guildhall, Reeves akan menyebut bahwa siapa pun yang berhasil berkontribusi akan mendapat imbalan berupa kenaikan upah dan taraf hidup yang lebih tinggi.
Namun, langkah Reeves tidak lepas dari kritik. Beberapa kelompok bisnis menyalahkan kenaikan kontribusi asuransi nasional sebesar £25 miliar yang mulai berlaku April lalu. Kebijakan tersebut dinilai memperlambat laju pertumbuhan ekonomi di saat perang dagang global turut mengganggu kepercayaan pasar.
Investasi dan Perdagangan Jadi Andalan Pemerintah
Dalam pidatonya nanti, Reeves akan menekankan pentingnya keamanan ekonomi. Ia akan menunjuk investasi publik dan kesepakatan dagang terbaru dengan India dan AS sebagai bukti komitmen pemerintah. Menurutnya, kebijakan ini akan memperkuat fondasi ekonomi Inggris dan membuka peluang baru bagi bisnis lokal.
Sayangnya, pertumbuhan sektor jasa yang sempat meningkat belum cukup untuk mengimbangi penurunan di sektor lainnya. Konstruksi, industri otomotif, farmasi, serta eksplorasi minyak dan gas, semuanya mengalami penurunan signifikan.
Ketidakpastian Anggaran dan Potensi Kenaikan Pajak
Kritik datang dari oposisi dan kalangan pengamat fiskal. Mel Stride, Menteri Bayangan untuk Keuangan, menilai keputusan-keputusan Partai Buruh menciptakan potensi “bom waktu pajak”. Ia memperingatkan bahwa ekonomi yang menyusut justru bisa memicu kebutuhan kenaikan pajak dalam anggaran musim gugur mendatang.
Data terbaru memperparah situasi setelah pemerintah membatalkan perubahan tunjangan disabilitas senilai lebih dari £5 miliar. Selain itu, anggaran tambahan sebesar £1,25 miliar dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran baru seperti bantuan bahan bakar musim dingin.
Ekonom Desak Jaminan Kebijakan Pro-Bisnis
Ben Jones dari Confederation of British Industry meminta Reeves untuk tidak menambah beban pajak pada dunia usaha. Ia menyarankan agar pemerintah justru membantu sektor bisnis dengan menghilangkan hambatan pertumbuhan.
Meski dua bulan terakhir menunjukkan angka negatif, para ekonom percaya data tersebut tidak mencerminkan situasi sesungguhnya. Banyak pelaku usaha memindahkan aktivitas mereka demi menghindari dampak perubahan kebijakan pajak dan tenggat tarif dari Presiden AS Donald Trump.
Kuartal Awal Tunjukkan Pertumbuhan, Tapi Tak Bertahan Lama
Pada kuartal pertama 2025, Inggris sempat mencatat pertumbuhan ekonomi 0,7%, tertinggi di antara negara G7. Lonjakan tersebut sebagian besar berasal dari ekspor yang dipercepat sebelum tarif baru AS diberlakukan dan booming sektor properti menjelang berakhirnya pemotongan bea meterai.
Namun tren tersebut tidak berlanjut. Aktivitas bisnis kembali melambat pada April dan Mei karena kenaikan biaya pinjaman serta ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi.
Proyeksi ke Depan: Suku Bunga dan Kepercayaan Pasar
Bank of England kemungkinan akan memangkas suku bunga dari level 4,25% dalam pertemuan bulan Agustus. Sanjay Raja dari Deutsche Bank memperkirakan pemangkasan itu akan menjadi awal dari langkah-langkah berikutnya. Ia mengatakan permintaan yang melambat lebih cepat dari perkiraan akan memaksa bank sentral mengambil tindakan.
Andrew Bailey, Gubernur Bank of England, juga memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan global masih menjadi ancaman utama. Meskipun kesepakatan dengan AS dan penguatan hubungan dengan Uni Eropa telah terjadi, ketidakpastian tetap membayangi.
Penutup
Pidato Rachel Reeves di Mansion House menjadi momen penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan pasar. Ia perlu menunjukkan kepemimpinan yang kuat di tengah tekanan fiskal dan ekonomi. Jika ia berhasil membalikkan narasi dan menggerakkan kebijakan yang pro-pertumbuhan, Reeves mungkin bisa membawa Inggris keluar dari bayang-bayang kontraksi.