Israel Vs Lebanon
Internasional

Semakin Tegang! Israel Siap Lakukan Serangan Darat Singkat di Lebanon

beacukaipematangsiantar.com – Seorang pejabat keamanan Israel baru-baru ini mengisyaratkan bahwa Angkatan Pertahanan Israel (IDF) bersiap untuk melancarkan serangan darat ke Lebanon dengan durasi yang sesingkat mungkin. Pernyataan ini muncul di tengah eskalasi konflik dengan Hizbullah, menyusul intensifikasi serangan IDF yang menargetkan bangunan di Beirut.

“Kami akan berusaha untuk menyelesaikan operasi ini secepat mungkin,” ungkap pejabat tersebut kepada wartawan secara anonim. “Kami telah mempersiapkannya setiap hari dan memiliki rencana yang matang,” tambahnya, seperti dikutip dari Ynetnews.

Dalam upaya memperkuat langkah militernya, Perdana Menteri Netanyahu telah mengerahkan batalyon cadangan dan divisi tambahan ke wilayah utara. “IDF memanggil dua brigade cadangan untuk misi di kawasan tersebut,” kata pernyataan resmi militer Israel.

Israel mengklaim bahwa operasi militer ini bertujuan untuk mereduksi kemampuan Hizbullah dalam melancarkan serangan, menargetkan pemimpin militer kelompok tersebut, dan membersihkan perbatasan dari kehadiran pejuang. Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, menekankan pentingnya persiapan untuk memasuki wilayah yang digunakan Hizbullah sebagai markas.

Target Serangan yang Diperluas

Israel juga baru-baru ini memperluas fokus serangannya, menargetkan lokasi-lokasi yang diyakini digunakan oleh Hizbullah untuk aktivitas militer. “Berdasarkan intelijen akurat, IAF saat ini melancarkan serangan terhadap target strategis Hizbullah di Beirut,” ungkap IDF dalam pernyataannya kepada CNN International.

Serangan udara di kawasan Dahiyeh, Beirut Selatan, telah menghasilkan ledakan besar yang terdengar di seluruh ibu kota, dengan Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan ratusan korban jiwa, sebagian besar adalah warga sipil. Namun, pejabat keamanan Israel menolak tudingan ini, menyebut serangan mereka sebagai “tepat dan akurat.” Mereka mengklaim bahwa banyak yang tewas sebenarnya adalah anggota Hizbullah, yang dituduh menggunakan warga sipil sebagai perisai.

Israel berencana untuk mengintensifkan serangan ini, dengan sasaran utama pada Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah. Meskipun demikian, seorang sumber dekat dengan kelompok tersebut mengonfirmasi bahwa Nasrallah selamat dan dalam keadaan baik.

Selama lebih dari 30 tahun, Nasrallah telah memimpin Hizbullah, mengubahnya dari organisasi gerilya menjadi salah satu kekuatan militer terkuat di Timur Tengah, dengan pengaruh yang meluas ke berbagai kelompok Syiah di wilayah tersebut.