Pasar Saham AS Terkoreksi, Ketegangan Politik dan Data Ekonomi Jadi Sorotan
Berita Ekonomi

Pasar Saham AS Terkoreksi, Ketegangan Politik dan Data Ekonomi Jadi Sorotan

beacukaipematangsiantar.com – Pasar saham Amerika Serikat kembali bergerak dalam pola konsolidasi setelah mencetak rekor pada awal pekan. Ketidakpastian politik domestik, khususnya terkait RUU rekonsiliasi dan kebijakan subsidi perusahaan teknologi, menjadi salah satu penyebab utama tekanan pasar.

Indeks Nasdaq 100 melemah -0,80%, sementara S&P 500 juga turun tipis -0,28%. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average justru menguat +0,51%, menandakan adanya pergeseran aliran dana ke saham-saham bernilai besar. Penurunan tajam pada saham Tesla yang merosot lebih dari -5% memberikan tekanan tambahan pada sektor teknologi, menyusul komentar dari mantan Presiden Donald Trump mengenai kemungkinan pencabutan subsidi terhadap perusahaan milik Elon Musk.

Data Ekonomi AS Positif, Namun Tekanan Inflasi Masih Membayangi

Rilis data terbaru menunjukkan kondisi ekonomi AS masih cukup solid. Indeks manufaktur ISM untuk Juni naik menjadi 49,0, sedikit di atas perkiraan. Selain itu, data JOLTS mencatat peningkatan lowongan kerja sebanyak 374.000 menjadi total 7,77 juta—angka tertinggi dalam enam bulan terakhir. Namun, peningkatan ini juga menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi, yang berdampak negatif terhadap ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell bahwa dampak tarif kemungkinan baru akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan juga memperkuat sikap hati-hati pasar terhadap arah kebijakan moneter.

China dan Eropa Jadi Penyeimbang Global

Dari luar negeri, data PMI manufaktur Caixin China naik ke level 50,4—mengisyaratkan ekspansi dan mendukung prospek pertumbuhan global. Di sisi lain, indeks manufaktur Zona Euro juga mengalami revisi positif, sementara inflasi tetap terkendali.

Pasar Eropa dan Asia bergerak campuran. Indeks Euro Stoxx 50 melemah -0,31%, sementara Shanghai Composite ditutup menguat +0,39%. Di Jepang, indeks Nikkei tergelincir -1,24%.

Ketidakpastian Politik Meningkat

RUU rekonsiliasi yang lolos tipis di Senat dengan skor 51-50 kini menuju ke DPR untuk pertimbangan lebih lanjut. RUU ini mencakup kenaikan plafon utang demi menghindari default fiskal. Namun, laporan dari Congressional Budget Office (CBO) menyebutkan bahwa undang-undang tersebut berpotensi menambah defisit hingga $3,3 triliun dalam satu dekade.

Isu ini berdampak langsung pada pasar obligasi. Harga T-note 10 tahun turun, dengan yield naik +2,7 basis poin ke 4,255%. Spekulasi peningkatan penjualan surat utang negara untuk menutup defisit mendorong kekhawatiran investor.

Saham Individu: Tesla, Wynn, dan Nike Jadi Sorotan

Tesla menjadi perhatian utama setelah anjlok lebih dari 5% menyusul ancaman pencabutan subsidi. Perubahan regulasi kredit karbon disebut-sebut bisa memengaruhi hingga 40% laba perusahaan.

Di sektor hiburan, saham Warner Bros Discovery merosot lebih dari -4% setelah pemegang saham besar mengumumkan rencana penjualan saham senilai $1,1 miliar. Sementara itu, saham kasino seperti Wynn Resorts dan Las Vegas Sands melonjak lebih dari 8% setelah laporan pendapatan perjudian Makau naik +19% y/y, jauh melampaui estimasi analis.

Nike dan Hasbro juga mencatat kenaikan signifikan masing-masing lebih dari 3% dan 4% setelah mendapatkan upgrade dari lembaga riset pasar.