Strategi Dua Cabang Donald Trump Untuk Membasmi Deep State
Berita

Strategi Dua Cabang Donald Trump Untuk Membasmi Deep State

Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, sering mengungkapkan kekhawatirannya terhadap apa yang disebutnya sebagai “Deep State.” Ia percaya bahwa jaringan ini beroperasi dalam pemerintahan dan lembaga negara untuk mempengaruhi kebijakan tanpa transparansi atau akuntabilitas publik. Menurut Trump, “Deep State” terdiri dari elit politik, birokrat, dan kelompok berpengaruh yang sering tidak sejalan dengan kehendak rakyat atau keputusan presiden yang sah. Untuk menghadapi masalah ini, Trump merumuskan dua strategi utama yang ia anggap efektif untuk membasmi pengaruh “Deep State” dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.

1. Pemangkasan dan Pembenahan Birokrasi

Trump percaya bahwa pemangkasan birokrasi pemerintah menjadi salah satu langkah utama. Sebagai pengusaha, ia sangat kritis terhadap kompleksitas birokrasi dan kecenderungan lembaga pemerintah untuk berkembang tanpa memperhatikan efisiensi. Dalam kampanye kepresidenannya, Trump berjanji akan mengurangi jumlah pegawai negeri yang tidak produktif dan memastikan bahwa hanya mereka yang memberi kontribusi nyata yang tetap bekerja.

Ia berpendapat bahwa birokrasi yang besar memberi ruang bagi “Deep State” untuk berkembang dan mengendalikan kebijakan. Trump yakin bahwa memangkas ukuran pemerintah dan mengurangi anggaran untuk program yang tidak penting akan mengurangi pengaruh politik tersembunyi dalam birokrasi tersebut. Kebijakan ini tercermin selama masa kepresidenannya, seperti pengurangan regulasi yang menghambat sektor swasta dan pemangkasan dana untuk beberapa badan pemerintahan.

Trump ingin mengguncang struktur yang banyak pengamat anggap sebagai bagian dari “Deep State.” Ia mendorong desentralisasi kekuasaan dan kebijakan yang lebih fokus pada pengurangan peran pemerintah. Trump berharap hal ini akan mengembalikan kontrol kepada rakyat dan mengurangi pengaruh kelompok tersembunyi yang ia klaim tidak bertanggung jawab.

2. Penyempurnaan Media dan Pembongkaran Narasi Dominan

Strategi kedua yang Trump terapkan adalah memanfaatkan media sosial dan saluran informasi alternatif untuk mengontrol narasi dan menghindari dominasi media arus utama. Selama kampanye dan masa jabatannya, Trump sering mengkritik media mainstream yang ia anggap berpihak pada elit dan tidak objektif. Ia menggunakan Twitter untuk langsung berkomunikasi dengan rakyat dan menghindari filter media tradisional yang sering ia anggap tidak jujur atau menyembunyikan agenda tertentu dari “Deep State.”

Melalui media sosial, Trump berhasil menjangkau audiens yang lebih luas dan memberi platform bagi pendukungnya untuk berbicara langsung kepada publik. Media sosial memberi Trump kesempatan untuk menyampaikan pesan yang sering diabaikan oleh media mainstream. Ia juga menciptakan narasi alternatif untuk menggantikan dominasi informasi yang menurutnya dikendalikan oleh kelompok pro-establishment.

Trump sering merujuk pada teori konspirasi yang menyebutkan adanya pihak dalam pemerintahan yang melawan kepentingan rakyat. Meskipun kontroversial, pendekatannya ini berhasil menarik perhatian dan menciptakan loyalitas yang kuat di kalangan pendukungnya, yang melihatnya sebagai pembela rakyat melawan kekuatan tersembunyi dalam sistem politik.

Tantangan dan Kontroversi

Strategi Trump untuk membasmi “Deep State” menghadapi tantangan dan kontroversi. Banyak yang melihat kebijakan pemangkasan birokrasi sebagai upaya untuk merusak fungsi pemerintahan dan menurunkan kualitas layanan publik. Selain itu, kritik terhadap penggunaan media sosial oleh Trump sering dianggap sebagai manipulasi informasi yang memperburuk polarisasi politik di Amerika Serikat.

Di sisi lain, meskipun Trump mendapatkan dukungan kuat dari sebagian pendukungnya, banyak yang merasa bahwa kebijakan-kebijakan tersebut justru memperburuk ketegangan sosial dan memperbesar kesenjangan antara rakyat dan elit politik.

Kesimpulan

Strategi dua cabang yang diterapkan Trump untuk membasmi “Deep State” mencerminkan pandangannya yang sangat kritis terhadap pemerintahan yang terstruktur kompleks dan media yang dianggap tidak objektif. Dengan pemangkasan birokrasi dan pembongkaran narasi dominan media, Trump berusaha memulihkan kekuasaan rakyat dan mengurangi pengaruh kelompok tersembunyi dalam pemerintahan. Namun, kebijakan-kebijakan ini tetap menuai berbagai kontroversi dan tantangan, menunjukkan betapa sulitnya mengubah sistem yang sudah terbangun selama bertahun-tahun.