Ketegangan Perdagangan AS-Kanada Maret 2025
Berita

Ketegangan Perdagangan AS-Kanada Maret 2025

Ketegangan Perdagangan AS-Kanada – Pada awal Maret 2025, ketegangan signifikan terjadi dalam hubungan perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat. Kebijakan tarif yang saling berbalas menjadi penyebab utama. Presiden AS, Donald Trump, memberlakukan tarif 25% atas impor baja dan aluminium dari Kanada. Sebagai respons, pemerintah Kanada, terutama Provinsi Ontario, mengambil langkah-langkah balasan yang memengaruhi ekspor listrik ke AS.

Latar Belakang Kebijakan Tarif – Ketegangan Perdagangan AS-Kanada

Setelah pelantikan, Presiden Trump segera mengenakan tarif 25% atas semua barang impor dari Kanada dan Meksiko. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri domestik AS. Namun, langkah ini memicu reaksi keras dari mitra dagang, termasuk Kanada. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengkritik tindakan Trump sebagai “hal yang sangat bodoh untuk dilakukan.” Trudeau juga menegaskan bahwa Kanada tidak akan mundur dari perselisihan ini. Sebagai tanggapan, Kanada merencanakan tarif 25% terhadap barang-barang AS senilai 155 miliar dolar AS, dimulai dengan barang-barang senilai 30 miliar dolar AS.

Langkah Balasan dari Ontario

Provinsi Ontario segera merespons kebijakan tarif AS. Pada 4 Maret 2025, Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, mengumumkan bahwa provinsinya akan mengenakan tarif 25% atas ekspor listrik ke AS jika tarif Trump tetap berlaku. Ford menekankan bahwa Ontario siap menambahkan biaya tersebut atas listrik yang diekspor ke negara bagian New York, Michigan, dan Minnesota. Ia juga mengindikasikan bahwa Ontario tidak akan ragu untuk menaikkan biaya atau bahkan memutus aliran listrik sepenuhnya jika diperlukan.

Dampak pada Hubungan Ekonomi

Langkah-langkah tarif yang saling berbalas ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap hubungan bilateral dan ekonomi kedua negara. Ontario memasok listrik utama bagi negara bagian New York, Michigan, dan Minnesota. Ekspor listrik dari Ontario dapat memenuhi kebutuhan 1,5 juta rumah tangga di wilayah tersebut. Jika tarif 25% diterapkan, biaya energi bagi konsumen AS dapat meningkat, menambah ketegangan dalam hubungan perdagangan AS-Kanada.

Upaya Negosiasi untuk Menyelesaikan Konflik

Menyadari potensi dampak negatif dari eskalasi tarif ini, kedua belah pihak menunjukkan keinginan untuk bernegosiasi. Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, memutuskan untuk menangguhkan rencananya mengenakan tarif 25% atas ekspor listrik ke AS. Ia berencana melakukan perjalanan ke Washington untuk berdiskusi dengan pemerintahan Trump. Ford menerima undangan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, untuk bernegosiasi. Menteri Keuangan Kanada, Dominic LeBlanc, juga terlibat dalam pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan trilateral baru dengan AS dan Meksiko.

Reaksi AS dan Pembatalan Tarif

Menanggapi ancaman tarif dari Ontario, Presiden Trump awalnya mengumumkan tarif baru sebesar 25% atas impor baja dan aluminium Kanada, dengan ancaman untuk meningkatkannya menjadi 50%. Namun, setelah Ontario setuju menangguhkan tarif ekspor listrik ke AS, Trump membatalkan keputusan tersebut. Insiden ini menandai kemunduran dalam hubungan AS-Kanada, dengan ketegangan yang memuncak di media sosial. Meskipun demikian, Kanada tetap menjadi sumber utama impor listrik AS, meskipun jumlahnya kurang dari 1% dari konsumsi listrik AS.

Kesimpulan: Pentingnya Dialog dalam Menyelesaikan Konflik Perdagangan

Ketegangan perdagangan antara Kanada dan AS pada Maret 2025 menunjukkan rentannya hubungan ekonomi antara dua negara yang saling bergantung. Langkah-langkah tarif yang saling berbalas, termasuk rencana Ontario mengenakan tarif 25% atas ekspor listrik ke AS, menyoroti kompleksitas kebijakan perdagangan internasional. Meskipun negosiasi membantu meredakan ketegangan, insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya dialog konstruktif dalam menyelesaikan konflik perdagangan dan menjaga stabilitas ekonomi regional.