strategi-baru-rusia-hujani-ukraina-dengan-serbuan-drone-bunuh-diri-di-tengah-malam
Berita

Strategi Baru Rusia: Hujani Ukraina dengan Serbuan Drone Bunuh Diri di Tengah Malam

beacukaipematangsiantar.com – Militer Rusia kembali mengguncang Ukraina dengan taktik baru. Kali ini, Moskow memilih untuk meluncurkan serangan besar-besaran menggunakan drone pembunuh. Serangan terjadi pada Sabtu dini hari waktu setempat dan langsung mengguncang kota-kota seperti Kyiv, Lviv, serta Dnipro. Secara total, lebih dari 60 drone Shahed buatan Iran membombardir wilayah Ukraina secara bersamaan. Dengan taktik ini, Rusia berupaya memperlemah pertahanan udara Ukraina secara bertahap.

Ukraina Cepat Bereaksi dan Aktifkan Pertahanan Udara

Menanggapi ancaman tersebut, pasukan Ukraina segera mengaktifkan seluruh sistem pertahanan udara mereka. Akibatnya, langit malam dipenuhi suara ledakan dan tembakan dari senjata antipesawat. Meskipun demikian, beberapa drone berhasil melewati lapisan pertahanan dan menghantam target. Berdasarkan laporan Angkatan Udara Ukraina, pasukan mereka menembak jatuh 52 dari 63 drone, namun sisanya menyebabkan kerusakan serius di sejumlah lokasi.

Fasilitas Energi Menjadi Sasaran Utama

Lebih lanjut, serangan kali ini tampaknya menargetkan infrastruktur vital. Rusia secara khusus menyasar fasilitas energi dan logistik yang menopang kehidupan sipil. Akibatnya, beberapa pembangkit listrik mengalami kerusakan berat, terutama di wilayah tengah dan barat Ukraina. Sebagai dampaknya, jutaan warga terpaksa hidup tanpa pasokan listrik selama berjam-jam. Bahkan, layanan air bersih dan komunikasi juga terganggu di beberapa kota besar.

Rusia Manfaatkan Drone Sebagai Alat Teror Baru

Berbeda dari serangan sebelumnya yang mengandalkan rudal, kini Rusia memilih drone bunuh diri sebagai senjata utama. Dengan demikian, mereka dapat meluncurkan serangan dalam jumlah besar tanpa menguras biaya terlalu tinggi. Selain itu, drone Shahed mampu terbang rendah untuk menghindari radar, lalu menghantam sasaran dengan presisi mematikan. Taktik ini tidak hanya menyulitkan sistem pertahanan, tetapi juga menciptakan ketakutan terus-menerus di kalangan warga sipil.

Korban Sipil dan Kerusakan Terus Bertambah

Sayangnya, serangan tersebut kembali menelan korban jiwa dari kalangan warga sipil. Berdasarkan data resmi, sedikitnya 14 orang mengalami luka-luka akibat ledakan di permukiman. Bahkan, sebuah rumah sakit anak di Dnipro mengalami kerusakan berat setelah satu drone menghantam atapnya. Oleh karena itu, petugas medis terpaksa mengevakuasi pasien ke tempat yang lebih aman di tengah suasana penuh kepanikan.

Zelensky Desak Dukungan Lebih Besar dari Negara Barat

Menanggapi serangan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan permohonan mendesak kepada negara-negara Barat. Ia menekankan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara modern, termasuk tambahan rudal Patriot dari Amerika Serikat dan sekutunya. Selain itu, Zelensky memperingatkan bahwa tanpa dukungan cepat, serangan drone Rusia akan terus meningkat dan memperparah penderitaan rakyat Ukraina.

Analis Nilai Rusia Sedang Uji Ketahanan Ukraina

Di sisi lain, sejumlah analis militer depo 10k meyakini bahwa serangan ini merupakan bagian dari strategi uji coba Rusia. Dengan meluncurkan drone secara simultan, Kremlin mencoba mencari celah dalam sistem pertahanan Ukraina. Apabila taktik ini terbukti efektif, maka kemungkinan besar Rusia akan meningkatkan skala serangan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, Ukraina harus segera memperkuat pertahanannya sebelum serangan berikutnya terjadi.