beacukaipematangsiantar.com – Donny Koesmandarin, Enterprise Group Manager untuk Indonesia di Kaspersky, menguraikan perbedaan substansial antara praktik black hat hacker zaman dulu dan masa kini. Para hacker saat ini mengarahkan upaya mereka untuk memperoleh data pribadi, berbeda dengan motivasi sebelumnya yang lebih terfokus pada pencitraan atau eksistensi. Mereka mengikuti strategi yang lebih terperinci untuk mencapai tujuan mereka dengan efektif.
Selain itu, terdapat tren kolaborasi yang semakin meningkat di antara para hacker saat ini, yang cenderung bekerja secara kelompok daripada individu. Dengan merekrut lebih banyak anggota, kelompok hacker dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional mereka. Contoh konkret dari dinamika kolaboratif ini adalah kelompok Lazarus, yang dikenal sebagai entitas hacker berbahaya yang berbasis di Korea Utara.
Lazarus, atau APT38, telah terlibat dalam serangkaian kegiatan sejak 2009 dan menyasar berbagai target seperti lembaga keuangan, kasino, dan bursa mata uang kripto di sejumlah negara. Kelompok ini terkenal dengan serangan lintas platform yang canggih, menggambarkan tingkat ancaman yang signifikan dalam ranah keamanan digital kontemporer.